## Islam dan Dorongan Terhadap Kemajuan Sains dan Teknologi: Sebuah Perspektif Al-Qur’an
Sejak zaman dahulu hingga kini, pertanyaan mengenai peran Islam dalam mendorong kemajuan sains dan teknologi selalu menarik untuk dikaji. Apakah ajaran Islam mendukung eksplorasi, inovasi, dan penemuan-penemuan ilmiah, baik di bumi maupun di luar angkasa? Jawabannya, dengan tegas, adalah ya. Al-Qur’an, sebagai kitab suci umat Islam, menyiratkan seruan kuat untuk berpikir kritis, mengembangkan pengetahuan, dan terus menjelajahi misteri alam semesta.
Salah satu ayat yang menarik perhatian adalah firman Allah SWT dalam Surat Ar-Rahman ayat 33: “Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan.” Ayat ini, bagi banyak ulama dan cendekiawan muslim, merupakan dorongan untuk terus mengembangkan teknologi dan berinovasi dalam menjelajahi alam semesta, termasuk ruang angkasa. “Kekuatan” yang dimaksud dalam ayat ini dapat diinterpretasikan sebagai pertolongan Allah SWT, tetapi juga meliputi penggunaan sumber daya dan teknologi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Eksplorasi ruang angkasa, yang sekarang menjadi realitas, sesungguhnya merupakan manifestasi dari potensi yang diberikan Allah SWT kepada manusia.
Lebih lanjut, Al-Qur’an berkali-kali mengajak umat manusia untuk berpikir kritis dengan pertanyaan retoris seperti “Afalâ ta`qilûn?” (Apakah kalian tidak berpikir?). Seruan untuk berpikir dan mencari pengetahuan ini diteruskan dengan anjuaran untuk menjelajahi dunia dan mengkaji ciptaan Allah SWT, seperti yang tertera dalam Surat Al-‘Ankabut ayat 20: “Berjalanlah di bumi, maka perhatikanlah bagaimana (Allah) memulai penciptaan”. Ayat ini menginspirasi upaya penjelajahan dan penelitian ilmiah, sebagaimana yang dilakukan oleh Charles Darwin dalam perjalanannya dengan kapal HMS Beagle, yang mengarah pada teori evolusi. Umat Islam, sejak zaman dahulu, telah mendapatkan dorongan yang sama dari Al-Qur’an untuk melakukan eksplorasi dan penemuan ilmiah.
Sebaliknya, Al-Qur’an juga menyinggung konsekuensi dari keengganan untuk berpikir dan berpetualang dalam mencari pengetahuan. Beberapa ayat menunjukkan bahwa keengganan untuk melakukan perjalanan dan mencari pengetahuan dapat mengarah pada ketidakpercayaan kepada Allah SWT (QS 47: 10; 12: 109; 27: 69; 3: 137, dan sebagainya). Dari perspektif ini, Al-Qur’an menganggap perjalanan, pengetahuan, dan penjelajahan sebagai langkah penting dalam menuju keimanan yang kuat. Pandangan ini menunjukkan bahwa sains dan agama, justru saling melengkapi dan bukanlah sesuatu yang bertentangan.
Al-Qur’an juga mengandung banyak deskripsi tentang fenomena alam yang sangat akurat dan menakjubkan dari sudut pandang ilmiah modern. Misalnya, ayat yang menjelaskan tentang pergerakan bintang dan planet dalam orbit masing-masing (QS 36: 40): “Dan masing-masing pada garis edarnya terus menerus beredar”. Deskripsi ini telah menarik perhatian para ilmuwan dan menunjukkan kesesuaian antara Al-Qur’an dengan penemuan-penemuan ilmiah modern, termasuk pengetahuan tentang orbit matahari dalam galaksi Bima Sakti, seperti yang dijelaskan oleh Maurice Bucaille dalam bukunya, “The Bible, The Quran and Science”. Al-Qur’an juga menyebutkan, “Dan matahari berjalan ditempat peredarannya” (QS 36: 38), yang menunjukkan bahwa matahari juga mempunyai orbit sendiri.
Pengaruh pemikiran Islam terhadap kemajuan sains dan teknologi juga tampak jelas pada masa keemasan Islam (sekitar abad ke-8 hingga abad ke-14). Banyak ilmuwan besar pada masa itu berasal dari dunia Islam, dan peradaban Islam menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan. Buku karya John Gribbin, “Science: A History”, menunjukkan kontribusi besar ilmuwan-ilmuwan Muslim dan Arab pada masa tersebut. Banyak mahasiswa Eropa yang berbondong-bondong belajar ke dunia Islam untuk mempelajari ilmu pengetahuan yang telah berkembang pesat di sana.
Kesimpulannya, Al-Qur’an memberikan dorongan yang sangat kuat terhadap pengembangan sains dan teknologi. Ajaran Islam tidak hanya menekankan aspek spiritual, tetapi juga mendorong umatnya untuk berpikir kritis, mencari pengetahuan, dan mengeksplorasi alam semesta sebagai manifestasi dari keimanan dan pengabdian kepada Allah SWT.
**Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas**
**Kata kunci:** Islam, sains, teknologi, Al-Qur’an, inovasi, eksplorasi, ruang angkasa, kemajuan ilmiah, ilmuwan muslim, sejarah sains.